http://media.onsugar.com dan http://suzannita.wordpress.com
Waktu saya disuruh membeli beras oleh ibu di warung yang bisa dibilang ramai oleh para pembeli yang kebanyakan wanita. Saya melihat seorang anak kecil yang belum pernah saya lihat sebelumnya kira-kira umurnya 7-10 tahun. Dia berada di tengah warung dikerumuni oleh para pembeli lainnya yang ukuran tubuhnya 2 kali darinya. Awalnya saya mengira dia ingin membeli permen atau jajanan tapi kenapa kok saya dulu yang di layani padahal anak kecil itu lebih dulu mengantri dari saya. Tanpa pikir panjang saya langsung beli beras seperti apa yang ibuku suruh, setelah selesai urusan jual-beli, saya kira anak kecil itu yang akan dilayani tetapi perkiraan ku salah dan yang dilayani setelah saya adalah seorang ibu mudah yang baru saja datang.

Merasa iba dengan anak kecil itu, saya pun bilang pada penjual agar dia dulu yang dilayani karena dia sudah mengantri sebelum saya datang. Alhasil penjual pun melayaninya dan anak kecil yang kukira membeli permen atau jajanan ternyata membeli bahan-bahan sembako yang nilainya Rp 76.500.

Terjadilah percakapan antara saya dengan anak kecil itu.
Saya: "banyak sekali uangmu? Disuruh siapa?"
dia: "disuruh ibu saya"
saya: "siapa nama ibumu?"
dia: "bu tri lestari"
saya: "oh iya, yang baru pindahan kan?"
dia: "iya".
Karena jalan pulang kami searah maka saya mengajak dia pulang bersama dan diapun mau. Di perjalanan pulang dia mengucapkan terimakasih dan bercerita kalau dia sudah mengantri pada urutan kedua dari 10 pembeli termasuk saya. Tetapi dia dilayani paling akhir dan dia juga merasa kesal pada penjualnya karena tidak dihiraukan keberadaannya. Sampailah dia pulang dirumah dan tepat di depan pintu ibunya menghadang dan langsung memarahi dia karena terlalu lama beli, dia pun hampir menangis. Tapi saya datang dan menceritakan kenapa dia lama dan pada akhirnya ibunya meminta maaf padanya karena telah memarahinya.

Dari kejadian tadi saya pun sempat mengambil pelajaran yang sangat berharga yaitu "hargailah yang kecil". Anak kecil tadi yang membeli senilai Rp 76.500 dan datang awal tetapi dijual akhir. Namun saya yang membeli senilai Rp 8000 dan datang akhir dijual duluan. Bukankah masih berharga yang 76.500??. Contoh yang lainnya adalah jam tangan, ada bagian-bagian yang kecil dari jam tangan, tetapi bagian-bagian yang kecil ini justru menjadi inti dari jam itu.

"hargailah sesuatu yang kecil yang sering dianggap tak berarti lagi bernilai"

9 comments:

  1. yep, betul sekali, tapi bukan yang kecil saja ya, menghargai sesama itu sangat penting, dan jangan sampai ada ketimpangan, #gak jago saya :D

    ReplyDelete
  2. @Stupid monkey betul betul betul *upin*

    eh bang mon gak punya ayam jago yah?

    ReplyDelete
  3. sebuah pengalaman yg sangat berharga sobat..... mantap sob bisa dijadikan pembelajaran buat kita semua

    ReplyDelete
  4. anak kecil harus di dahulukan
    kasihan dia

    ReplyDelete
  5. keadilan yang sejati tak memandang siapa dia, bagaimana bentuknya dan seberapa besar kekuasaannya. karena setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk dirinya. . .

    ReplyDelete
  6. @achoey el haris ya emang, tp kadang penjual suka kayak gitu!

    ReplyDelete
  7. itulah yang sering kita lakukan ketika dalam kehidupan ini hal yang kecil seolah olah tidak pernah kita gubris..

    ReplyDelete

Hi! :)

 
Top